Demokrasi terpimpin orde baru dan reformasi pendidikan

Tahap selanjutnya adalah penyederhanaan kehidupan kepartaian, keormasan dan kekaryaan dengan cara pengelompokkan partaipartai politik dan golongan karya. Usaha ini dimulai tahun dengan mengadakan serangkaian konsultasi dengan pimpinan partai-partai politik. Politik konfrontasi dengan Malaysia dihentikan. Normalisasi hubungan Indonesia-Malaysia berhasil dicapai dengan ditandatanganinya Jakarta Accord pada tanggal 11 Agustus Kemudian pemerintah memutuskan untuk kembali menjadi anggota PBB sejak tanggal 28 September , guna mengembalikan kepercayaan dunia internasioanal serta menumbuhkan saling pengertian yang sangat bermanfaat bagi pembangunan.

Di samping itu, untuk mempererat dan memperluas hubungan kerja sama regional bangsa-bangsa Asia Tenggara, pada tanggal 8 Agustus Deklarasi Bangkok berhasil ditandatangani. Kebijakan pemerintah pada masa orde baru Setelah berhasil memulihkan kondisi politik bangsa Indonesia, langkah selanjutnya yang ditempuh oleh pemerintah adalah melaksanakan Pembangunan Nasional.

Pembangunan Jangka pendek dirancang melalui Pembangunan Lima Tahun pelita. Setiap pelita memiliki misi pembangunan dalam rangka mencapai tingkat kesejahteraan bangsa Indonesia. Pelaksanaan Repelita telah dimulai sejak tahun Dilakukan pembangunan nasional pada masa orde baru dengan tujuan terciptanya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD Arah dan kebijaksanaan ekonominya adalah pembangunan pada segala bidang.

Inti dari kedua pedoman tersebut adalah kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat dalam suasana politik dan ekonomi yang stabil. Selama periode Orde Baru terdapat 6 pelita, yaitu : Dilaksanakan pada 1 April hingga 31 Maret yang menjadi landasan awal pembanguna ORBA, Dilaksanakan pada tanggal 1 April hingga 31 Maret , Dilaksanakan pada tanggal 1 April hingga 31 Maret , Dilaksanakan pada tanggal 1 April hingga 31 Maret , Dilaksanakan pada tanggal 1 April hingga 31 Maret , Dilaksankan pada tanggal 1 April hingga 31 Maret C.

Perkembangan Sosial Budaya pada Masa orde baru 1. Pendidikan 10 Kebijaksanaan pokok di bidang pendidikan dan sekaligus pembinaan generasi muda di arahkan kepada pemecahan secara mendasar dari sejumlah masalah pokok yang berkaitan satu sama lainnya. Pemecahan itu dilakukan secara sistematis dan bertahap khususnya terhadap sistem pendidikan. Dan ini di imbangi pula dengan kebijaksanaan peningkatan mutu pendidikan.

Khususnya pendidikan tinggi di arahkan pada sasaran pembinaan mahasiswa yang mampu menjawab tantangan moderanisasi. Pelaksanaanya dilakukan dengan memperhatikan relevansinya dengan situasi riil masyarakat. Di samping itu diselaraskan pula dengan keperluan pembangunan daerah. Dengan kata lain pengembangan sistem pendidikan bertujuan melakukan pembaharuan sistem pendidikan secara menyeluruh.

Tujuannya adalah terwujudnya sistem pendidikan nasional yang efektif, efisien, dan serasi dengan tujuan pembangunan dan tujuan nasional. Usaha ini dilakukan dengan membina dan memantapkan sistem informasi pendidikan. Dan penilaian serta penelitian secara terus menerus terhadap sistem pendidikan yang sedang berjalan. Dalam konsepsi sekolah pembangunan para anak didik dikenalkan pada jenis-jenis dan lapangan sert lingkungan kerja.

Hal ini dimaksudkan agar mereka dapat melihat kemungkinan untuk memberikan jasa melalui karyanya. Dan itu berarti kepada anak didik bukan hanya diberikan pelajaran teori, tapi juga diperkenalkan kepada sejumlah pekerjaan yang kirakira bisa mereka lakukan. Dengan cara itu mereka akan dapat menyalurkan bakatnya masing-masing dan sekaligus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang mereka akan hadapi.

Konsepsi ini sedikit banyak dipengaruhi oleh terjadinya perombakan sistem pendidikan dibeberapa Negara, baik di Asia maupun di Amerika. Perombakan sistem pendidikan yang dilakukan oleh Negara-negara tersebut umumnya dimaksudkan untuk memecahkan anatara jumlah lulusan sekolah dengan tersediannya masalah dispensasi lapangan kerja. Bagi Indonesia usaha itu juga dimaksudkan untuk menghilangkan anggapan bahwa pendidikan hanya mengejar ijazah saja.

Pendidikan bertujuan untuk memberikan kemampuan kepada anak-anak agar mereka langsung dapat berkarya. Dalam Usaha untuk mengkonkretkan konsepsi sekolah pembangunan itu telah diadakan seminar dan lokakarya sekolah pembangunan. Diantara hasilnya terdapat pemikiran bahwa penyebaran dan pengembangan sekolah tersebut tidak menggunakan pendekatan approach sekolah, melainkan dengan sistem teritorial, berdasarkan wilayah gerak pendidikan yang setingkat denga kabupaten.

Bagaimanapun juga konsepsi pembangunan sekolah itu harus disesuaikan dengan prioritas pembangunan, yakni di bidan pertanian. Karena itu menjelang pelita I bidang pendidikan pertanian ini di peroleh perhatian utama. Kecuali kebutuhan pembangunan masalah yang dihadapi dalam bidang pendidikan adalah meledaknya kelompok usia anak-anak yang harus memperoleh pendidikan.

Karena itulah pada pelita II perluasan dan pemerataan kesempatan belajar sangat diperhatikan. Angka-angka berikut ini menggambarkan bagaimana perluasan kesempatan belajar itu meningkat dengan hebatnya. Untuk tingkat sekolah dasar umpamanya, pada pelita I baru dapat di tamping sekitar 13,1 juta murid, tapi pada akhir pelita II jumlah untuk meningkat menjadi 20,9 juta murid.

Tingkat sekolah lanjutan pertama yang pada pelita I baru 1,5 juta siswa kemudian melonjok menjadi 2,5 juta siswa pada tahun Begitu juga sekolah lanjutan atas pada tahun berjumlah ribu siswa pada tahun melonjak menjadi 1. Hal ini desebabkan karena tidak semua anak bisa bersekolah karena alasan-alasan tertentu. Jumlahnya bahkan melebihi merekamereka yang kebetulan memperoleh kesempatan untuk bersekolah.

Usahausaha ini umpamanya dilakukan dengan pembinaan melalui karang taruna, kursus-kursus keterampilan dan sebagainya. Berhubungan erat dengan sistem pendidikan adalah kurikulum pendidikan. Selain mata pelajaran yang biasa diberikan di sekolah-sekolah, mata pelajaran agama menjadi mata pelajaran wajib dari tingkat sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi.

Hal ini mulai dilakukan sejak permulaan orde baru. Dibidang pendidikan Agama dan latihan tenaga keagamaan juga dilakukan peningkatan mutu. Untuk tujuan itu telah di usahakan kerjasama antar departemen yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan, khususnya pada tingkat Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah. Sementara itu untuk meningkatkan pembinaan pondok pesantren, telah diberikan bantuan dan pengarahan agar lembaga itu dapat berkembang sebagai salah satu pusat pembinaan kader-kader pembangunan masyarakat desa, di samping funsinya sebagai lembaga pendidikan isalam.

Dibidang pendidikan tinggi, baik di universitas dan intansi juga di adakan perbaikan-perbaika. Salah satu usaha perbaikan kurikulum yang menonjol adalah memperkenalkan sistem kredit, yang pemakaiannya mulai dilaksanakan di berbagai universitas pemerintah. Sistem ini memungkinkan para mahasiswa yang berbakat untuk mengatur studinya sendiri sesuai dengan petunjuk kurikulum yang ditetapkan.

Pemakaian sistem kredit ini memungkinkan para mahasiswa mempercepat penyelesaian pendidikannya disbanding dengan lamanya waktu yang diperlukan dalam sistem yang lama. Sitem it uterus disempurnakan dan pemakaiannya diusahakan merata pada berbagai perguruan tinggi. Namun demikian perbaikan-perbaikan itu di anggap masih belum memadai disbanding dengan tantangan pendidikan yang yang sedang dan akan muncul.

Karena itulah ketika Dr. Daoed Joesoef menjabat sebagai menteri P dan K dalam cabinet pembangunan III tindakan fundamental yang dilakukannya adalah membentuk komisi pembaharuan pendidikan. Komisi ini terdiri dari wakil-wakil masyarakat yang menghayati dan menaruh perhatian besar terhadap masalah pendidikan. Tugas komisi adalah untuk merumuskan dasar-dasar sistem, kerangka materi dan arah jangka panjang pendidikan.

Dalam hal ini sistem pendidikan harus dilihat di dalam keseluruhan lingkungan kehidupan manusia. Komisi telah bekerja sama satu setenga tahun dengan tiga tahapan kerja. Tahap kedua merumuskan hasil kerja yang dilakukan pada tahap pertama dengan memperhatikan sara-saran para ahli pendidikan. Tahap ketiga digunakan oleh komisi untuk mendapatkan saransaran dari masyarakat luas tentang rumusan yang telah dibuat, dan kemudian dirumuskan kembali berdasarkan saran-saran yang masuk.

Masalah yang erat berhubungan dengan pembaharuan sistem pendidikan adalah suasana kampus sendiri. Kampus yang tenang memungkinkan para civitas academicamemfokuskan dirinya pada masalah-masalah akademis. NKK pada pokoknya adalah meredefinisi dari lembaga-lembaga kemahasiswaan secara mendasar, funsional dan bertahap. Menurut jalan pikiran itu, NKK akan membawa mahasiswa kepada kepribadiannya yang hakiki, yakni manusia pemikir dan penganalisa.

Mahasiswa dibangunkan untuk mewujudkan kekuasaan riil yang secara potensial di kandungannya. Teknostruktur adalah jaringan jaringan dari satu aparat birokratis dalam satu jenis kegiatan masyarakat itu amat banyak, maka jenis teknostruktur itu juga menjadi kompleks. Jika pertanian sebagai sebuah teknostruktur akan dijadikan efektif dan efisien, diperlukan disebelah hilirnya diserangkaian jasa-jasa penting seperti penelitian, programing,dan studi kasus.

Sedangkan dibagian hilirnya 14 di perlukan pula jasa-jasa berupa pengumpulan yang tepat pada Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI, Jakarta: Balai pustaka h. Semuanya itu harus berjalan dalam satu jaringan organisasi atau permainan tertentu. Keseluruhan itulah yang disebut teknostruktur. Hal ini antara lain karena pengetahuan dan pemikiran bersumber pada penalaran.

Penalaran adalah dasar yang menentukan untuk mampu berpikir analisis dan sintesis. Tujuan pokok dari konsepsi membangkitkan kekuatan penalaran individual adalah merobah aktivitas mahasiswa Indonesia dari kesibukankesibukan yang tidak perlu dan menghabiskan waktu menjadi mahasiswa pemikir dan penganalisa. Sebagai mahasiswa ia tidak hanya memburu ijazah, tetapi seharusnya merupakan penghasil gagasan ide yang di sajikan dalam bentuk pemikiran yang sistematis.

Kekuatan penalaran, apabila pembentukannya dilatih dan dibina secara teratur dan sistematis dalam diri mahasiswa, akan merupakan sumber yang subur dari kreativitas. Sebaliknya dengan menonjolkan kekuatan penalaran, tidak berarti mahasiswa dilarang melakukan aksi-politik. Hal itu akan dapat dilakukannya dengan mengajukan gagasan dan interpretasi mengenai apa yang di anggapnya sebagai kepentingan masyarakat atau nasional.

Jadi politik sebagi arti arena atau tempat untuk menguji gagasan. Dan itu berarti memasuki Jaringan teknostruktur. Perkembangan budaya 15 Terdapat Perkembanagn erat antara perkembangan pendidikan dengan perkembangan pendidikan dengan perkembangan seni. Dalam peningkatan dan pengembangan seni nasional, segala usaha dan kegitan di arahkan kepada usaha-usaha yang dapat memperkuat kepribadian nasional, kebanggaan, serta kesatuan nasional.

Hal itu dilakukan melalui sekolah, kursus seni, organisasi seni, dan wadah-wadah kegiatan seni lainnya dalam masyarakat. Selain itu pembentukan pusat-pusat pengembangan seni telah diperbanyak. Hal itu karena fungsinya sangat yang sangat penting sebagai arena usaha pemeliharaan, pembinaan, serta pengembangan kehidupan seni bangsa. Tidak kalah pentingnya adalah pengamanan seni, untuk menjamin dan meneruskan warisan seni.

Usaha itu antara lain mencakup usaha inventarisasi, dokumentasi, dan peneli tian warisan budaya nasional, pembinaan dan pemeliharaan peninggalan-peninggalan purbakala. Berdasarkan pola umum kebijaksanaan seni maka selama pelita ke I terlihat dibangun pusat-pusat seni seperti di Jakarta, Surakarta, Yogyakarta, Medan, Ujungpandang, dan Denpasar.

Dilakukan pula restorasi candi Borobudur, rehabilitasi gedung-gedung museum, seperti yang telah dilakukan di Jakarta dan Bali. Dalam pelita II usaha-usaha itu lebih ditingkatkan. Empat langkah penting telah di ambil oleh pemerintah , yakni meningkatkan usaha penyelamatan pemeliharaan dan penelitian warisan sejarah budaya nasional serta budaya daerah, pengembangan pendidikan budaya dan seni, pengembangan bahasa dan sastra, dan pengembangan pembukuan dan majalah pengetahuan seni.

Keempat langkah tersebut sebelumnya telah dicantumkan dalam pelita II. Tujuan pendidikan dan pengembangan seni adalah untuk mendidik dan membentuk seniman dan pengarang yang memiliki daya cipta dan kreativitas yang tinggi. Kecuali itu telah di usahakan mempertinggi daya penghayatan seni di kalangan khalayak ramai. Pengembangan bahasa dan sastra, telah dimulai dengan peresmian pemakaian ejaan bahasa Indonesia sejak tanggal 16 agustus Kemudian diikuti pula dengan memulai meningkatkan pemakaian tata-istilah, kosa-kata, tata bahasa, dan meniadakan pemakaian kata-kata asing yang benar-benar tidak diperlukan.

Disamping itu telah diterbitkan pula berbagai kamus bahasa daerah seperti kamus bahasa mandarin, kamus bahasa jawa, dan banten. Dalam pengembangan bahasa Indonesia pula telah dilakukan kerjasama antara Indonesia dan Malaysia , melalui panitia pengembangan bahasa Indonesia dan majelis bahasa Indonesia untuk masyarakat dilakukan dilakukan melalui siaran TVRIn dan penerbitan majalah pengajaran bahasa dan sastra.

Selain itu telah dilakukan pula rehabilitasi dan perluasan museum. Hal ini terutama terdapat pada masa revolusi. Sejak tahun , bentuk seni drama memperoleh corak baru. Pada masa ini, peserta didik diberikan beban materi pelajaran yang banyak dan berat tanpa memperhatikan keterbatasan alokasi kepentingan dengan faktor-faktor kurikulum yang lain untuk menjadi peka terhadap lingkungan.

Beberapa hal negatif lain yang tercipta pada masa ini adalah:. Produk-produk pendidikan diarahkan untuk menjadi pekerja. Sehingga, berimplikasi pada hilangnya eksistensi manusia yang hidup dengan akal pikirannya tidak memanusiakan manusia. Lahirnya kaum terdidik yang tumpul akan kepekaan sosial, dan banyaknya anak muda yang berpikiran positivistik.

Hilangnya kebebasan berpendapat. Pada masa ini seluruh bentuk pendidikan ditujukkan untuk memenuhi hasrat penguasa, terutama untuk pembangunan nasional. Pendidikan bukan ditujukan untuk mempertahankan eksistensi manusia, namun untuk mengeksploitasi intelektualitas mereka demi hasrat kepentingan penguasa. Kurikulum-kurikulum yang digunakan pada masa orde baru yaitu sebagai berikut:.

Kurikulum menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tidak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Pada masa ini siswa hanya berperan sebagai pribadi yang masif, dengan hanya menghapal teori-teori yang ada, tanpa ada pengaplikasian dari teori tersebut.

Aspek afektif dan psikomotorik tidak ditonjolkan pada kurikulum ini. Praktis, kurikulum ini hanya menekankan pembentukkan peserta didik hanya dari segi intelektualnya saja. Kurikulum menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efektif dan efisien berdasar MBO management by objective. Setiap satuan pelajaran dirinci menjadi : tujuan instruksional umum TIU , tujuan instruksional khusus TIK , materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi.

Pada kurikulum ini peran guru menjadi lebih penting, karena setiap guru wajib untuk membuat rincian tujuan yang ingin dicapai selama proses belajar-mengajar berlangsung. Tiap guru harus detail dalam perencanaan pelaksanaan program belajar mengajar. Setiap tatap muka telah di atur dan dijadwalkan sedari awal. Dengan kurikulum ini semua proses belajar mengajar menjadi sistematis dan bertahap.

Demokrasi terpimpin orde baru dan reformasi pendidikan

Proses menjadi lebih penting dalam pelaksanaan pendidikan. Peran siswa dalam kurikulum ini menjadi mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. CBSA memposisikan guru sebagai fasilitator, sehingga bentuk kegiatan ceramah tidak lagi ditemukan dalam kurikulum ini. Pada kurikulum ini siswa diposisikan sebagai subjek dalam proses belajar mengajar.

Siswa juga diperankan dalam pembentukkan suatu pengetahuan dengan diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat, bertanya, dan mendiskusikan sesuatu. Kurilukum Kurikulum merupakan hasil upaya untuk memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya, terutama kurikulum dan Pada kurikulum ini bentuk opresi kepada siswa mulai terjadi dengan beratnya beban belajar siswa, dari muatan nasional sampai muatan lokal.

Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesak agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Akhirnya, Kurikulum menjelma menjadi kurikulum super padat. Siswa dihadapkan dengan banyaknya beban belajar yang harus mereka tuntaskan, dan mereka tidak memiliki pilihan untuk menerima atau tidak terhadap banyaknya beban belajar yang harus mereka hadapi.

Pendidikan Pada Masa Reformasi. Era reformasi telah memberikan ruang yang cukup besar bagi perumusan kebijakan-kebijakan pendidikan baru yang bersifat reformatif dan revolusioner. Bentuk kurikulum menjadi berbasis kompetensi. Begitu pula bentuk pelaksanaan pendidikan berubah dari sentralistik orde lama menjadi desentralistik. Dengan didasarkan oleh UU No.

Masyarakat dapat berperan aktif dalam pelaksanaan satuan pendidikan. Tujuan agar dapat memberikan jasa melalui karya d. Diposting oleh candra adenia di CemePoker 17 Desember pukul Doyan Main 9 November pukul BolaZeus 1 Januari pukul Pokervita 16 Januari pukul DewaZeus 2 Mei pukul Doyan Main 1 Oktober pukul MarketingPulsa 15 Oktober pukul Tambahkan komentar.

Muat yang lain Besarnya Kesenjangan Sosial Dalam suatu negara demokrasi liberal, bukanlah suatu yang mengherankan ketika terjadi kesenjangan sosial terutama antara si kaya dan si miskin. Hal tersebut terjadi karena kaum kapitalis yang menguasai modal mengeksploitasi para pekerja. Lagi Rame! Bayang-bayang Krisis Transportasi. Kamu pasti suka!

Vajar Prasetia Mohon Tunggu Ruang Kelas. Laporkan Konten. Laporkan Akun. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Lihat foto. Beri Komentar.